- Cipera
Cipera adalah masakan suku karo yang terbuat dari jagung yang sudah tua dikeringkan,dan diongseng diambil patinya.masakan tersebut adalah salah satu masakan karo yang selalu ada kalau ada acara pesta di suku karo dan kalau tidak ada masakan tersebut seperti ada saja yang kurang kalau masakan itu tidak ada. Masakan itu ada biasanya diacara di pernikahan, buka rumah baru/masuk rumah baru,dan lain- lain.
Cara memasak/membuatnya:
- Cipera Ayam Kampung
Bahan- bahan yang dibutuhkan:
ayam kampung yang masih muda 1 ekor (dipotong -potong sesuai selera)
bawang merah 5 siung
bawang putih 2 siung
lengkuas se ibu jari
sere 3 di memarkan
cabe merah 3
cabe rawit 5
santan kelapa
cekala 3
tomat 1
daun seledri 1
Cara memasak/membuatnya:tomat 1
daun seledri 1
Bumbu- bumbu seperti bawang, jahe, cabe dihaluskan.
Masukkan air 3 atau 4 gls dan masukkan bumbu yang dihaluskan ditambah dengan lengkuas, sere.
Setelah mendidih masukkan ayam yang sudah dipotong- potong. Tunggu sampai setengah mateng ayamnya.
Setelah setengah mateng ayamnya, masukkan cipera tersebut dengan menambah sedikit air dicipera tersebut. Tunggu sampai 5 menit masukkan santan kelapa sebanyak 2 atau 3 gelas, masukkan tomat satu buah yang dipotong- potong.tunggu sampai ayam masak/mateng.setelah masak/mateng taburi dengan daun seledri.
Selamat mencoba dan selamat menikmati
2. Tasak Telu
Penampilan makanan trites mirip soto. Namun, bahan utama makanan khas masyarakat Karo di Sumatera Utara ini tergolong ekstrem karena berasal dari isi lambung kedua (rumen) sapi atau kerbau.
Isi lambung sapi atau kerbau ini tentunya berasal dari rerumputan dan dedaunan yang telah dimamah biak hewan ini. Meski sudah hancur, pakan ini belum melewati proses pencernaan penuh sehingga belum dikeluarkan sebagai kotoran.
Sebagian kalangan tetap menganggap isi lambung kedua itu adalah kotoran muda. Namun kalangan lainnya menganggap bahan masakan khas ini merupakan rerumputan yang selulosanya sudah terurai menjadi karbohidrat-glukosa sehingga bernutrisi tinggi.
Dalam pembuatannya, isi lambung sapi atau kerbau atau kambing diolah sedemikian rupa bersama daging, kikil dan tulang. Kelapa, jeruk purut, serai, cabai, bawang putih, bawang merah, kunyit, asam, garam ditambahkan. Rempah-rempah digunakan untuk mengurangi aroma tajam khas lambung sapi.
Setelah jadi, trites berasa pahit, makanya juga disebut pagit-pagit (yang artinya pahit-pahit). Makanan ini dipercaya dapat mengobati maag, melancarkan sistem pencernaan, dan menambah nafsu makan.
Trites biasa disajikan pada saat pesta budaya, seperti perayaan merdang merdem (pesta tahunan), pesta pernikahan, pesta panen, dan pesta memasuki rumah baru. Masakan ini merupakan menu favorit dan suguhan pertama yang diberikan kepada orang yang dihormati.
Para penyuka Trites menyatakan rasanya makanan ini tak akan terlupakan. Yang pasti, aroma dan bahannya juga jadi kenangan.
Saat sekarang sangat sulit mencari kidu karena sudah sangat jarang orang yang menyajikan masakan yang dulunya merupakan kesukaan para raja itu. Menurut legenda, dulu raja-raja Batak itu semua pintar karena memakan Kidu, tidak seperti sekarang, banyak orang bodoh karena tidak mau makan Kidu.
Cara memasak Kidu sangat mudah. Setelah dibersihkan Kidu ini digoreng agar bagian luarnya renyah, tetapi tidak sampai pecah agar cairan di dalamnya masih utuh. Kidu goreng ini kemudian dimasak sebentar dalam kuah arsik yang terbuat dari kunyit, kemiri, bawang merah, bawang putih, dan kincung atau kecombrang yang sebelumnya sudah mendidih tanak.
5.
Tasak Telu merupakan masakah khas Karo
lainnya yang berarti “masak tiga” atau “tiga masakan” yang terdiri dari
masakan ayam rebus yang dicampur dengan berbagai bumbu. Air rebusannya
disisihkan dan disajikan sebagai kuah atau sup. Ayam rebusnya yang
termasuk jeroannya dipotong-potong untuk disajikan. Bila dikehendaki,
ayam rebus ini dapat dimasak lagi sebentar dengan darah ayam. Dalam
bahasa setempat, darah disebut dengan istilah “getah”
Bagian tulang-tulangnya dimasak lagi
dengan sebagian kuah dan dicampur dengan cipera. Dengan tambahan
bumbu-bumbu, campuran ini menjadi kuah kental yang gurih. Kuah kental
ini – sebagai elemen kedua dari sajian ayam tasak telu – nanti
diguyurkan pada ayam rebus ketika menyantapnya.
Elemen ketiganya adalah cincang sayur.
Berbagai sayur rebus – kacang panjang, batang pisang, jantung pisang,
daun pepaya, daun singkong, tauge – diurap dengan parutan kelapa
berbumbu.
Resepnya:
4 pasang hati dan rempelo ayam
1 ikat daun singkong/bulung gadong
kelapa parut dari 1/2 butir kelapa, gongseng sebentar
4 bh serai, geprek
3 ruas jari lengkuas, geprek
3 bh asam patikala/cekala, geprek
3 bh daun jeruk purut
Bumbu, haluskan:
1/2 ons cabe rawit hijau
8 siung bawang putih
6 siung bawang merah
Cara Membuat:
1. Rebus hati dan rempelo, cincang kasar, sisihkan.
2. Rebus daun singkong, cincang kasar, sisihkan.
3. Tumis bumbu halus, masukkan serai, lengkuas, asam patikala dan daun
jeruk, kemudian masukkan kelapa gongseng, hati ayam dan daun singkong,
masukkan sedikit saja air kaldu bekas rebusan hati ayam tadi, aduk terus
sampai wangi dan kering.
Dan penampakannya:
3. terites
Penampilan makanan trites mirip soto. Namun, bahan utama makanan khas masyarakat Karo di Sumatera Utara ini tergolong ekstrem karena berasal dari isi lambung kedua (rumen) sapi atau kerbau.
Isi lambung sapi atau kerbau ini tentunya berasal dari rerumputan dan dedaunan yang telah dimamah biak hewan ini. Meski sudah hancur, pakan ini belum melewati proses pencernaan penuh sehingga belum dikeluarkan sebagai kotoran.
Sebagian kalangan tetap menganggap isi lambung kedua itu adalah kotoran muda. Namun kalangan lainnya menganggap bahan masakan khas ini merupakan rerumputan yang selulosanya sudah terurai menjadi karbohidrat-glukosa sehingga bernutrisi tinggi.
Dalam pembuatannya, isi lambung sapi atau kerbau atau kambing diolah sedemikian rupa bersama daging, kikil dan tulang. Kelapa, jeruk purut, serai, cabai, bawang putih, bawang merah, kunyit, asam, garam ditambahkan. Rempah-rempah digunakan untuk mengurangi aroma tajam khas lambung sapi.
Setelah jadi, trites berasa pahit, makanya juga disebut pagit-pagit (yang artinya pahit-pahit). Makanan ini dipercaya dapat mengobati maag, melancarkan sistem pencernaan, dan menambah nafsu makan.
Trites biasa disajikan pada saat pesta budaya, seperti perayaan merdang merdem (pesta tahunan), pesta pernikahan, pesta panen, dan pesta memasuki rumah baru. Masakan ini merupakan menu favorit dan suguhan pertama yang diberikan kepada orang yang dihormati.
Para penyuka Trites menyatakan rasanya makanan ini tak akan terlupakan. Yang pasti, aroma dan bahannya juga jadi kenangan.
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat trites ini adalah :
- Bahan trites 2 kg
- Usus/cincang lembu ½ kg
- Kelapa 2 butir
- Daun jeruk purut 5 lembar
- Serai 3 biji
- Cabe secukupnya
- Bawang putih 6 siung
- Bawang merah 6 siung
- Kunyit 1 butir (agak besar)
- Asam patikala 15 buah
- Garam secukupnya
Cara membuat :
Bahan
trites ditambah air sedikit, lalu diperas sebanyak 2 kali, airnya yang
akan dipakai, ampasnya bisa dibuang. Air perasan tadi disaring dengan
kain kasa yang bersih dan selanjutnya dimasukkan ke dalam wadah untuk
memasak (di Karo biasa dibuat periuk tanah) lalu dimasak di api sedang
dan dimasukkan cincang/usus lembu. Masukkan daun jeruk, serai dan
sedikit garam. Biarkan mendidih, dan buang buih yang timbul sampai tidak
berbuih lagi. Setelah daging usus/cincang lembut, masukkan asam
(dipukul saja), haluskan kunyit, bawang putih, bawang merah dan cabe.
Biarkan beberapa saat, lalu santan dimasukkan, tunggu beberapa saat.
Proses memasak terites ini memakan waktu yang cukup lama. Aromanya akan
merangsang selera makan kita.
Bagi orang Batak Karo, setiap makanan adalah anugerah dari yang kuasa.
Mereka memakan apa saja yang bisa dimakan. Salah satu makanan yang
menjadi budaya bagi mereka adalah makan Kidu. Kidu merupakan ulat yang
keluar dari pohon enau yang membusuk. Kidu seperti ulat lainnya namun
bewarna putih dan lebih panjng.
Saat sekarang sangat sulit mencari kidu karena sudah sangat jarang orang yang menyajikan masakan yang dulunya merupakan kesukaan para raja itu. Menurut legenda, dulu raja-raja Batak itu semua pintar karena memakan Kidu, tidak seperti sekarang, banyak orang bodoh karena tidak mau makan Kidu.
Cara memasak Kidu sangat mudah. Setelah dibersihkan Kidu ini digoreng agar bagian luarnya renyah, tetapi tidak sampai pecah agar cairan di dalamnya masih utuh. Kidu goreng ini kemudian dimasak sebentar dalam kuah arsik yang terbuat dari kunyit, kemiri, bawang merah, bawang putih, dan kincung atau kecombrang yang sebelumnya sudah mendidih tanak.
5.
0 comments:
Post a Comment